Pangkalan Bun, 21 Maret 2023 – Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu dari 7 situs Ramsar Indonesia, dimana sebanyak 40% dari luas Kawasan TN. Tanjung Puting merupakan lahan basah. Ekosistem lahan basah ini menghadirkan eksotisme keanekaragaman jenis burung air  baik penetap maupun migran. Lahan basah menyediakan lingkungan yang ideal sebagai tempat mencari makan, istirahat, maupun bersarang. Keberadaan burung air pada ekosistem tersebut sangat penting sebagai penopang keanekaragaman hayati dan penyeimbang lingkungan dalam komponen ekosistem.

Dalam rangka memantau populasi burung air dan kondisi habitatnya, TN. Tanjung Puting melakukan pengamatan burung air melalui kegiatan Asian Waterbird Census (AWC) Tahun 2023. AWC merupakan kegiatan rutin tahunan yang dikoordinasi oleh Lembaga Wetlands International dan menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung air dan lahan basah sebagai habitatnya. Adapun site pengamatan burung air tahun ini berlokasi di perbatasan wilayah TN. Tanjung Puting dengan PT. Kumai Sentosa hingga wilayah Teluk Ranggau.

Pengamatan yang dilakukan berhasil menjumpai berbagai jenis burung air yaitu; (1) Trinil pantai; (2) Trinil Kaki Merah; (3) Bangau Tongtong; (4) Itik Benjut; (5) Cerek Kernyut; (6) Bambangan Kuning; (7) Bambangan Cokelat; (8) Cangak Besar; (9) Kuntul Kecil; (10) Blekok Sawah; (11) Pecuk Ular Asia; (12) Kareo Padi; (13) Kiri-kirik Laut; (14) Camar; dan (15) Kokokan Laut. Selain burung air, terdapat jenis burung lainnya yang juga berhasil dijumpai antara lain; (1) Kekep Babi; (2) Elang Tikus; (3) Kerak Kerbau; (4) Cabak; (5) Raja Udang; (6) Apung Kijang; Alap-alap putih; (7) Cekakak belukar; (8) Punai Hijau, dan (9) Elang Bondol.

Kegiatan AWC ini tidak lepas dari dukungan PT. Kumai Sentosa sebagai mitra TN. Tanjung Puting. Dengan dilaksanakannya kegiatan AWC ini, diharapkan dapat menjadi sumber data yang dapat membantu upaya perlindungan burung air dan habitatnya serta sebagai acuan dalam pengelolaan kawasan TN. Tanjung Puting.